Abstrak: Ada lima karakteristik analisis wacana kritis, yaitu tindakan, konteks, historis, kekuasaan dan idiologi. Dalam wacana kritis dianalisis seseorang yang berbicara, menulis dengan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya akan diperoleh kalau kita bisa memberikan konteks historis, tempat teks itu diciptakan. Wacana seksisme, rasisme, dominasi pengusaha kelas atas bawahan, adalah karakter wacana kritis pada aspek kekuasaan. Analisis wacana kritis tidak bisa menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi harus melihat konteks terutama bagiamana ideologi dari kelompok-kelompok yang ada tersebut berperan dalam membentuk wacana. dalam teks. Berdasarkan prinsip dan karakteristik wacana kritis, tuturan awak kendaraan umum kepada calon penumpang merupakan kegiatan untuk membujuk yang memiliki karakateristik wacana sebagai wujud masyarakat dan budaya artinya bahwa wacana itu sendiri tidak sekedar refleksi hubungan-hubungan sosial, tetapi juga bagian dari relasi itu. Wacana seperti itu juga sering dilakukan oleh seorang penjual. Sementara itu, percakapan antara majikan dengan bawahan sering tidak bertimbang rasa, dalam percakapan tersebut termasuk dalam karakter wacana kritis pada aspek idiologis. Sebagai wacana kritis yang bersifat historis, banyak dilakukan oleh tokoh politik seperti Soeharto dan Gusdur. Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya akan diperoleh kalau kita bisa memberikan konteks historis, tempat teks itu diciptakan. Bagaimana situasi sosial politik dan suasana pada saat itu. Kata Kunci: analisis wacana kritis, wacana percakapan